CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS

Kamis, 16 April 2009

Teknologi Wireless dan Wireline


TEKNOLOGI WIRELESS

Wireless adalah koneksi antar suatu perangkat dengan perangkat lainnya tanpa menggunakan kabel.

Wireless LAN adalah jaringan komputer yang terhubung melalui tanpa kabel. Local Area Network dari komputer dan peralatan lainnya yang berkomunikasi lewat sinyal radio atau gelombang cahaya. Sistem ini berguna apabila penyambungan lewat koneksi kabel atau serat optik cukup mahal atau untuk aplikasi koneksi bergerak.

Teknologi komunikasi data dengan tidak menggunakan kabel untuk menghubungkan antara klien dan server. Secara umum teknologi Wireless LAN hampir sama dengan teknologi jaringan komputer yang menggunakan kabel (Wire LAN atau Local Area Network). Teknologi Wireless LAN ada yang menggunakan frekuensi radio untuk mengirim dan menerima data yang tentunya mengurangi kebutuhan atau ketergantungan hubungan melalui kabel. Akibatnya pengguna mempunyai mobilitas atau fleksibilitas yang tinggi dan tidak tergantung pada suatu tempat atau lokasi. Teknologi Wireless LAN juga memungkinkan untuk membentuk jaringan komputer yang mungkin tidak dapat dijangkau oleh jaringan komputer yang menggunakan kabel.


Beberapa model peralatan yang menggunakan wireless diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Telepon selular dan radio panggil(pager)
2. GPRS untuk navigasi
3. Alat-alat komputer tanpa kabel seperti mouse dan keyboard
4. Telepon Cordless
5. Remote Control
6. Satelit televisi
7. Wireles LAN


Komponen Wireless LAN diimplementasikan sebagai fungsi yang dibutuhkan jaringan, baik lokal, metropolitan maupun area yang lebih luas.

Agar jaringan internet dapat berjalan sesuai fungsinya maka harus ada aturan standar yang mengaturnya, karena itu diperlukan suatu protokol internet yang mengaturnya.Protokol tersebut adalah protokol yang telah dikenal dengan TCP/IP. TCP/IPberperan sebagai pengatur yang bertugas menjaga kestabilan, keefektifan suatu komunikasi.

SPREAD SPECTRUM RADIO

Frequency Hopping Specrtum Radio (FHSS)
Pada teknologi ini pendekatan dilakukan dengan membagi frekuemsi menjadi beberapa bagian kecil untuk membentuk suatu pola frekuensi.
Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)

Padafrekuensi ini akan dikirimkan dengan pendekatan satu frekuensi saja untuk meminimalisasi interferensi narrow band.

MEKANISME WIRELESS LAN

Service Set Identufer (SSID)
SSID adalah sebuah nama network yang dipakai oleh wieless LAN dan merupakan karakter yang unik, case sensitive dan menggunakan slpha numeric dengan nilai karakter 2-32 karakter.
Beacon
Beacon adalah frame terpendek yang diirim oleh accespoint ke station atau station ke station untuk mengatur sinkronisasi komunikasi. Fungsi Beacon adalahsebagai berikut:
1. Pengaturan waktu (Time Sincronization)
2. Pengaturan Parameter dari FH dan DS
3. SSID Information
4. Traffic IndicatorMap (TIM)
5. Sopported Rates

Passive Scanning
Scanning biasanya dilakukan oleh station atau acces point untuk mendengarkan beacon disetiap chanel pada waktu tertentu setelah station di inisialisai.
Active Scanning
Adalah proses yang meliputi pengiriman probe request dari wireless station.
Autentifikasi dan Association
Autentifikasi adalah proses pendaftaran station terhadap beacon atau juga proses melewati wireless node yang diverifikasi oleh network untuk dapat bergabung.

PERANANAN WIRELESS PADA MOBILE DEVICE

Para analis memperkirakan bahwa ledakan pertumbuhan industri wireless communication beberapa tahun terakhir akan terus berlanjut. Tahun 2006 jumlah pekerja yang mobile akan mencapai 105 juta atau 66 persen dari total pekerja (sumber IDC-1). Meta Group memperkirakan dalam 3 tahun 50 persen perusahaan akan mempunyai wireless email dan akan mendorong munculnya aplikasi-aplikasi wireless. Gartner memperkirakan bahwa tahun 2010, 80 persen dari key bisnis proses akan melekat dalam pekerja yang mobile.
Meta Group memperkirakan bahwa tahun 2005, 95 persen industri laptop akan mengemas laptop dengan kemampuan mobile. Dampaknya wireless connectivity akan memjadi sesuatu yang normal/wajar tanpa melihat dari sisi bisnis sudah siap atau belum.

Pertumbuhan mobility yang fenomenal didorong oleh kebutuhan end-user dan perkembangan IP network yang sangat cepat. Dan dalam kenyataannya beberapa perusahaan mempunyai infrastruktur wireless yang dikembangkan secara independen oleh para pegawainya. Analisa dari Gartner memperkirakan satu dari lima perusahaan telah mengimplementasikan wireless LAN (WLAN) meskipun belum tentu CIO perusahaan tersebut tahu. Yang menggembirakan adalah banyak perusahaan telah mengenali kebutuhan mereka untuk mendukung perangkat mobile dan meningkatkan kemampuan.mobility.

Departemen-departemen dalam pemerintahan, pusat kesehatan, lembaga pendidikan, dan industri-industri high technology dengan lingkungan kampus yang cukup luas dan populasi pegawai yang mobile cukup besar secara proaktif mengembangkan infrastruktur wireless dengan memadukan wireless access point dan wireless switching yang mendukung kemampuan roaming. Sementara IP based mobility berkembang dengan pesat, perusahaan-perusahaan juga mengembangkan aplikasi-aplikasi yang dapat mendukung produktivitas dan kepuasan pelanggan.
Aplikasi seperti unified messaging, conferencing dan instant messaging mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Pengaruh dari IP based mobility, convergence applications, perangkat mobile yang kaya dengan fitur menawarkan peluang-peluang baru bagi perusahaan. Mereka dapat meningkatkan produktivitas karyawan dan meningkatkan layanan ke pelanggan dengan biaya yang rendah dibanding dengan solusi mobility dengan berbasis teknologi TDM.

IP Mobility

Mobility adalah kemampuan untuk roaming dan masih dapat melakukan akses ke jaringan lain. Mobility seperti pada jaringan selular, memungkinkan user dalam suatu perusahaan berpindah ke corporate atau lokasi yang berbeda sepanjang wireless network masih tersedia. Pendekatan mobility adalah dengan mempertimbangkan tipe dari jaringan yang dipakai di berbagai macam waktu dan keadaan, seorang karyawan perusahaan dalam melaksanakan tugasnya dapat saja dalam keadaan sbb:

• Di meja kerja dengan telepon meja
• Di ruang conference dengan wireless LAN
• Roaming/di luar kantor
• Sedang dalam kendaraan menuju kantor cabang
• Di hotel dengan koneksi PSTN atau Internet
• Di rumah dengan media akses ke telepon rumah

Visi kedepannya adalah menyediakan seamless mobility dengan user dapat memilih berbagai alternatif akses sesuai kondisi user, tentunya dengan mempertimbangkan biaya.

Mobility biasanya dibagi menjadi 3 dimensi:
1. Physical Mobility: user dapat pindah diantara network-network yang tersedia dengan pertimbangan cost-effective. Pilihan network seperti Enterprise LAN, Enterprise WAN, wireless LAN, Internet dan PSTN.
2. Identity Portability: User dapat roaming di berbagai infrastruktur jaringan yang berbeda dengan menggunakan identitas tunggal. Identitas tunggal bisa saja berupa nomor telepon, ini juga sangat berguna apabila ada karyawan yang keluar atau pindah maka identitas bisa diteruskan ke penggantinya sehingga customer tidak kehilangan kontak.
3. User Interface Universality: User dapat menggunakan seluruh fitur dan aplikasi sesuai dengan tingkat otorisasi user, tentunya dengan menggunakan berbagai perangkat dan tipe akses.

Tantangan implementasi IP mobility dapat dikelompokkan dalam empat kategori yaitu:
• Security,
• roaming,
• device
• portability.

Security: Ketika user sedang mobile, koneksi dan akses data mau tidak mau terjadi lintas multiple network boundaries, dimana masing-masing jaringan mempunyai kebijakan security tersendiri. Wireless network juga memerlukan proteksi dimana tidak semua user dapat masuk ke jaringan melalui akses point. Penyediaan autentikasi akses ke wireless network dan aplikasi-aplikasi yang didalamnya melalui wireless domain menjadi persyaratan penting dalam implementasi enterprise mobility ini.

Roaming: Roaming dapat diartikan berpindah dari satu network boundary ke network lain selama komunikasi berlangsung. Roaming tidak hanya antar enterprise wireless LAN tetapi juga antar subnet.
Roaming menyebabkan komunikasi terputus khususnya komunikasi yang bersifat real-time seperti komunikasi suara. Menjaga koneksi yang konsisten selama switch over dan hand-offs diantara wireless network merupakan faktor esensial dalam enterprise mobility terutama untuk mengakomodasi berbagai aplikasi dalam enterprise

Devices: Mobility memungkinkan akses secara remote dengan menggunakan perangkat seperti IP Phone dan juga roaming. Ada dua persyaratan perangkat dalam mendukung mobility, pertama perangkat harus mampu berkomunikasi dengan perangkat lain dengan berbagai tipe akses. Dan yang kedua perangkat harus mempunyai kemampuan untuk mengakses berbagai aplikasi yang dibangun oleh enterprise.

Portability: Dalam jaringan yang konvensional, pemanggil mempunyai banyak pilihan nomor untuk menghubungi yang dipanggil (PSTN, Cellular, Office, and Home). Dan tentu saja akan lebih mudah kalau user yang dipanggil hanya mempunyai satu nomor identitas, dan identitas tersebut otomatis akan melekat pada apa saja perangkat dan akses yang sedang dipakai oleh user.

KEUNGGULAN WIRELESS INTERNET

Sambungan internet yang mudah

Proses instalasi yang mudah, karena kami hanya memasang perangkat berupa tiang, antenna dan modem wireless disisi pelanggan.

Pilihan Paket yang beragam

Kami memberikan beragam paket yang dapat dipilih berdasarkan kebutuhan dan kemampuan keuangan perusahaan

Biaya terjangkau

Pelanggan tidak terhubung dengan link telepon, sehingga tidak perlu membayar tagihan ke Telkom dan biaya lain-lain kepada para penyedia jaringan

Tidak diperlukan biaya investasi

Pelanggan tidak perlu menyediakan perangkat sendiri. Kami akan menyambungkan kabel Ethernet tersebut ke hub milik pengguna untuk dibagi ke setiap perangkat komputer yang ada didalam LAN (local area network).

Layanan purna jual yang terjamin

Kami menjamin kualitas sambungan internet yang diberikan kepada semua pelanggan. Dengan infrastruktur berbasis Fiber Optic* kami sangat yakin dan percaya untuk dapat memberikan garansi service kepada pelanggan hingga 99% dan untuk itu kami akan selalu siap sedia selama 24 jam untuk dihubungi apabila terjadi masalah.

Sambungan internet yang mudah

Proses instalasi yang mudah, karena kami hanya memasang perangkat berupa tiang, antenna dan modem wireless disisi pelanggan.

Pilihan Paket yang beragam

Kami memberikan beragam paket yang dapat dipilih berdasarkan kebutuhan dan kemampuan keuangan perusahaan.

Biaya terjangkau

Pelanggan tidak terhubung dengan link telepon, sehingga tidak perlu membayar tagihan ke Telkom dan biaya lain-lain kepada para penyedia jaringan

Tidak diperlukan biaya investasi

Pelanggan tidak perlu menyediakan perangkat sendiri. Kami akan menyambungkan kabel Ethernet tersebut ke hub milik pengguna untuk dibagi ke setiap perangkat komputer yang ada didalam LAN (local area network).

Layanan purna jual yang terjamin

Kami menjamin kualitas sambungan internet yang diberikan kepada semua pelanggan. Dengan infrastruktur berbasis Fiber Optic* kami sangat yakin dan percaya untuk dapat memberikan garansi service kepada pelanggan hingga 99% dan untuk itu kami akan selalu siap sedia selama 24 jam untuk dihubungi apabila terjadi masalah.

HOT SPOT

Adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi Wireless LAN (WLAN IEEE 802.11b) pada lokasi publik seperti Bandara, Loby Hotel, Ruang konferensi, Perguruan Tinggi dan Kafe.

Teknologi WLAN ini mampu mamberikan kecepatan akses kecepatan tinggi hingga 11 Mbps pada jangkauan hingga 100 meter dari Access Point (AP) tergantung struktur bangunan atau penghalang yang ada diantara AP dengan terminal pengguna.

Istilah "hotspot" sudah merupakan ungkapan umum di dunia global untuk lokasi layanan akses WLAN bagi publik.

Sistem telepon wireline atau yang dikenal juga dengan sebutan PSTN (Public Switch Telephone Network) atau yang di Indonesia sering juga disebut telepon kabel jelas berbeda dengan system telepon wireless atau yang disebut juga system seluler. Tapi, seperti apakah perbedaan kedua system ini? Apakah bedanya cuma karena yang satu pake kabel dan yang satu tidak? Mungkin uraian sederhana dibawah ini dapat sedikit memberi gambaran tentang perbanding kedua system telepon ini.

PEMANFAATAN

Teknologi Wireless Mesin Fax

Dengan terus berkembangnya Teknologi Computer, hampir semua media bisa dioperasikan melalui Computer sehingga Computer bisa menjadi alat substitusi / pengganti yang lebih sederhana dalam pengoperasiannya tetapi mempunyai hasil yang lebih akurat dan lebih canggih dibandingkan dengan alat utamanya, sehingga kita bisa mendapatkan banyak manfaat / keuntungan dari segi waktu yang lebih cepat, akurat dan dapat menekan biaya.

Salah satu contoh kecanggihan yang kami sebutkan di atas adalah mensubstitusi / mengganti fungsi fax machine dengan menggunakan Computer Teknologi. Atau biasanya di sebut dengan wireless fax machine atau mesin fax jarak jauh.

Tak bisa di pungkiri kegunaan wireless fax modem ini merupakan terobosan teknologi yang baru.

Fax ini mengandalkan jaringan telepon wireless gsm untuk menerima pesan atau jaringan wireless cdma dari seluruh dunia, dengan menggunakan wireless gsm atau pun menggunakan wireless cdma anda bisa menerima fax dimana saja selama terhubung dengan komputer. wireless fax modemini mempunyai banyak kelebihan dan salah satu kelebihan dari wireless fax machine ini yang paling dominan adalah dapat menerima fax
dimanapun terdapat sinyal wireless cdma maupun mendapat sinyal wireless gsm di seluruh Indonesia maupun dunia.

Selain karena kelebihan dalam mobilitas dari gsm fax machine ini juga terdapat kelebihan kelebihan gsm fax machine yang tak terdapat dalam mesin fax biasa.

Baik GSM maupun cdma fax machine masih bisa menerima dengan baik asal sinyal untuk mesin fax dapat di terima dengan baik pula, selama cdma fax machine menerima sinyal, mesin gax ini bisa menerima pesan darimana saja

Fax Teknologi Computer mempunyai kelebihan / kecanggihan dibandingkan dengan fax machine biasa.

Kelebihan / Kecanggihan Fax Teknologi Computer adalah sebagai berikut :

1. Tidak perlu menggunakan / membeli Mesin Fax lagi ( Hemat Biaya)

2. Bisa dipasang pada CPU dan Notebook (Laptop)

3. Dapat Mengirim / Menerima Fax dari (ke) seluruh dunia

4. Dapat Mengirim / Menerima Fax dari (ke) Mesin Fax Biasa

5. Menggunakan kertas biasa. Bila tidak terlalu penting, dapat dibaca atau dilihat saja pada Monitor Computer, sehingga tidak perlu dicetak.

6. Pada saat Mengirim / Menerima Fax dari (ke) mana pun, secara otomatis akan tersimpan di Hardisk Computer dan dapat diprint / dicetak bila diperlukan.

7. Dapat Mengirim ke banyak Nomor Tujuan secara langsung (bersamaan)

8. Menggunakan Saluran Telepon Telkom Biasa, tanpa Jaringan Internet.

9. Menerima Fax dari manapun tidak dikenakan biaya Telepon

10. Tampil Beda, sehingga Meningkatkan Nilai Prestige (Bergengsi ) bagi pemakainya baik itu perorangan maupun perusahaan.

TEKONOLOGI WIRELINE DAN WIRELESS PADA TELEPON


Wireline

System telepon wireline perkembang jauh sebelum orang mengenal system telepon wireless, yaitu pada sekitar tahun 1870-an. System ini disebut wireline karena kable digunakan sebagai media tranmisi yang menghubungkan pesawat telepon pelanggan dengan perangkat di jarinagan telepon milik operator. Gambar di bawah ini menunjukan arsitektur jaringan telepon wireline secara umum.

Secara umum komponen jaringan yang digunakan dalam sebuah jaringan telepon wireline adalah :

1. Sentral Telepon (switching unit) : adalah perangkat yang berfungsi untuk melakukan proses pembangunan hubungan antar pelanggan. Sentral telepon juga melakukan tugas pencatatan data billing pelanggan.

2. MDF (Main Distribution Frame) : adalah sebuah tempat terminasi kabel yang menghubungkan kabel saluran pelanggan dari sentral telepon dan jaringan kable yang menuju ke terminal pelanggan. Bila sebuah sentral telepon memiliki 1000 pelanggan, maka pada MDF-nya akan terdapat 1000 pasang kabel tembaga yang terpasang pada slot MDF-nya, dimana setiap pasang kabel tembaga ini akan mewakili satu nomor pelanggan. Dan 1000 pasang kabel yeng terpasang di slot MDF ini akan di-cross coneect dengan 1000 pasang kable lain yang berasal dari saluran pelanggan yang menuju ke pesawat terminal pelanggan. Jadi bila seorang pelanggan ingin agar nomor teleponnya diganti dengan nomor lain, maka proses perubahan nomor ini dapat dengan mudah dilakukan dengan merubah koneksi saluran pelanggan di MDF-nya. MDF bisanya diletakan pada satu gedung yang sama dengan sentral teleponnya (berdekatand engansentral telepon).

3. RK (Rumah Kabel) : juga merupakan sebuah perangkat cross connect saluran pelanggan, hanya saja ukurannya lebih kecil. Jadi dari MDF, kable saluran pelanggan akan dibagi-bagi dalam kelompok yang lebih kecil dan masing-masing kelompok kabel akan didistrubikan ke beberapa RK. Dan dari RK, kable saluran pelanggan ini akan dibagi-bagi lagi ke dalam jumlah yang lebih kecil dan terhubung ke beberapa IDF. Bentuk phisik RK adalah sebuah kotak (biasanya berwarna putih) dan banyak kita temui dipinggir-pinggir jalan.

4. IDF (Intermediate Distribution Frame) : juga merupakan sebuah perangkat cross connect kabel saluran pelanggan, dengan ukuran yang lebih kecil dari MDF dan RK. Secara phisik, IDF berbentuk kotak-kotak (biasanya warna hitam) yang terpasang pada tiang-tiang telepon.

5. TB (Terminal Box) : juga merupakan cross connect kabel saluran pelanggan yang menghubungkan antara kabel saluran pelanggan di dalam rumah dengan yang diluar rumah. Secara phisik, TB berbentuk kotak yang terpasang di rumah-rumah pelanggan.

6. Pesawat telepon pelanggan : perangkat yang berfungsi sebagai transceiver (pengirim dan penerima) sinyal suara. Pesawat pelanggan juga dilengkapi dengan bell dan keypad DTMF yang berfungsi untuk mendial nomor pelanggan.

Wireless
System telepon wireless mulai berkembang sekitar tahun 1970-an. Sistem telepon wireless berkembang karena adanya tuntutan kebutuhan dari pengguna untuk dapat tetap melakukan pembicaraan telepon walaupun mereka sedang dalam perjalanan ataupun sedang tidak ada di rumah. Dalam perkembangannya, teknologi wireless berkembang sangat cepat, dari mulai teknologi generasi pertama (1G) seperti AMPS, kemudian berkembang ke teknologi generasi kedua (2G) seperti GSM dan CDMA, kemudian berkembang ke teknologi generasi ketiga (3G) seperti UMTS. Semua perkembangan teknologi wireless ini dicapai dalam waktu yang relative cepat. Gambar di bawah ini menunjukan arsitektur jaringan sebuah system telepon wireless, dalam hal ini dicontohkan jaringan system GSM.

Secara umum, arsitektur jaringan system telepon wireless baik itu system 1G, 2G, maupun 3G, terdiri dari 3 kelompok network element, yaitu Mobile Susbcriber atau perangkat pelanggan, network eleemnt radio, dan network element core .

1. Perangkat Pelanggan : adalah element jaringan system wireless yang terdapat di sisi pelanggan. Dalam system GSM perangkat pelanggan disebut dengan MS (Mbobile Subscriber) dan dalam system 3G disebut dengan UE (User Equipment). Ciri khas perangkat pelangganpada system wireless ialah ia bersifat protable (dapat dibawa kemana-mana) dan dilengkapi dengan kartu pelanggan (sim card) sebagai kartu identitas pelanggan. Sedangkan fungsinya relatif sama dengan perangkat pelanggan pada system wireline (fungsi tranceiver sinyal informasi berupa suara/multimedia dan dilengkapi dengan bell dan keypad DTMF.

2. Network Element Radio : adalah element jaringan yang menghubungkan perangkat pelanggan dengan network element core yang merupakan network element utama system. Fungsi utama network element radio adalah melakukan fungsi-fungsi mobile management, yaitu melayani dan mensupport pelanggan-pelanggan yang selalu bergerak agar tetap dapat terhubung dengan system jaringan. Fugsi lainnya ialah melakukan fungsi-fungsi radio resource management yaitu mengatur kebutuhan resource di sisi radio akses network yang bertujuan agar setiap permintaan hubungan dari pelanggan dapat dilayani.

3. Network element core : adalah perangkat-perangkat yang melakukan fungsi-fungsi penyambungan hubungan (switching dan routing). Dalam perkembangannya, network element core akan dilengkapi dengan network element - network element VAS (Value Added Service) yang fungsinya untuk mensupport sebuah hubungan dalam rangka diversivikasi service, seperti SMSC (untuk SMS), MMSC (untuk MMS), IVR (untuk voice recording), IN (untuk billing online dan service-service IN lain seperti televoting, VPN, dll), network element RBT (untuk service Ring Back Tone), dll.

Wireline vs Wireless

Wireline

Wireless

Perangkat Pelanggan

Tidak dilengkapi dengan SIM card. Proces pergantian nomor identitas pelanggan dilakukan dengan merubah terminasi saluran kabel yang terhubung dengan pesawat pelanggan di rumah, hal ini dapat dilakukan dari titik-titik cross connect saluran kabel seperti di IDF, RK, ataupun MDF.

Dilengkapi dengan smard chip yang berfungsi sebagai SIM (Subscriber Identity Module) card yang merupakan kartu identitas pelanggan. Dengan SIM card, proces pergantian nomor pelanggan dapat dilakukan dengan lebih mudah, yaitu dengan hanya mengganti SIM card yang digunakan pelanggan.

Perangkat pelanggan dihubungkan ke system jaringan wireline dengan menggunakan kabel (saluran phisik), sehingga tidak dapat dibawa-kemana-mana.

Perangkat pelanggan dihubungkan ke system jaringan wireless dengan menggunakan gelombang elektromagnetik (saluran non-phisik) sehingga dapat dibawa bepergian (mobile).

Secara umum fungsi perangkat pelanggan di kedua system SAMA, perkembangan teknologi memungkinkan perangkat pelanggan di kedua system ini untuk melakukan fungsi yang sama seperti untuk melakukan hubungan voice, data, ataupun multimedia.

Network Element Jaringan

Pelanggan dihubungkan ke network element core engan menggunakan saluran kabel. Network element yang ada di antara pelanggan dan network element core adalah network element yang fungsinya sebagai tempat cross connect saluran kabel pelanggan yang fungsinya relative lebih sederhana.

Ciri khasnya ialah digunakannya network element radio akses yang fungsinya untuk menghubungkan pelanggan yang terus bergerak (berpindah-pindah tempat) dengan network element core. Dalam hal ini pelangganakan dihubungkan ke system jaringan dengan menggunakna media transmisi gelombang elektromagnetik. Jadi tidak menggunakan kabel seperti pada system wireline.

Untuk perangkat switching, secara umum fungsi perangkat switching (network element core) kedua system ini sama. Artinya perangkat switching di system wireline sebenarnya bisa dipakai juga sebagai perangkat switching dis sytem wireless. Tapi ada suatu perubahan yang harus dilakukan yang terkait dengan perubahan sifat pelangan (subscriber) yang tadinya tidak bergerak (tetap) menjadi terus bergerak dan berpindah-pindah tempat. (Lihat Gambar 3 di atas)

Untuk network element lain yang digolongkan dalam network element VAS, pada umumnya sama, network element ini pada dasarnya berfungsi untuk mensupport service-service yang diberikan ke pelanggan. Dan network element ini dapat digunakan baik di system wireless maupun system wireline.

Service

Dengan kemajuan teknologi seperti sekarang ini, pada dasarnya semua services yang ada di system wireline dapat diimplementasikan juga pada system wireless, baik itu service-service voice, data, maupun multimedia. Hanya saja, ada beberapa service yang hanya ada pada system wireless, seperti service-service LBS (Location base Service). Hal ini karena service ini merupakan service yang memanfaa’tkan nilai dari informasi lokasi pelanggan wireless yang berubah-ubah.

Tingkat Keamanan

Pembicaraan pelanggan sangat mudah untuk disadap, hal ini karena media kabel yang digunakan. Hanya dengan memparalel perangkat lain ke saluran kabel pelanggan, seseorang sudah dapat mendengarkan semua isi pembicaraan pelanggan.

Relatif lebih aman.

Ada proces authentikasi yang akan melakukan proces filtering yang menentukan pelanggan yang boleh terhubung dengan system jaringan dan boleh melakukan call.

Ada proces encrypsi yang akan melakukan proces penyandian terhadap informasi yang dikirim/diterima oleh perangkat pelanggan. Sehingga isi pembicaraan pelanggan tidak mudah disadap.

APLIKSI WIRELESS DAN WIRELINE

Banyak ragam yang digunakan oleh operator telekomunikasi untuk memberikan layanan broadband akses ke pelanggan. Dari sisi media yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua yaitu teknologi wireline (kabel) dan teknologi wireless (tanpa kabel). Dari kategori teknologi wireline dapat digunakan teknologi DSL (Digital Subscriber Line), kabel modem, HFC ,maupun optik. Sedangkan dari kategori wireless dapat memanfaatkan teknologi wireless LAN, BWA (Broadband Wireless Access) maupun teknologi terbaru WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access).

Dengan berbagai solusi di atas, sebagian operator memanfaatkan teknologi DSL (kabel) dan BWA (untuk wireless). Bagi operator telekomunikasi yang incumbent di suatu negara, contoh TELKOM untuk Indonesia dimana telah menggelar kabel sekitar 6 juta line maka akan memanfaatkan teknologi DSL guna meng-enhanced jaringan fisiknya untuk menyalurkan data kecepatan tinggi ke pelanggan. Sedangkan bagi operator baru tentunya sangat sulit dan mahal bila menggelar jaringan broadband dengan DSL. Alternatifnya memanfaatkan teknologi wireless (BWA). Dengan lahirnya teknologi wireless terbaru (WiMAX) maka dapat dijadikan sebagai pengganti atau alternatif untuk menyalurkan layanan broadband ke pelanggan.

Bila dilihat dari segmen pasarnya, maka antara WiMAX dan DSL memiliki kesamaan yaitu sama-sama ditujukan untuk MAN (Metro Area Network) dimana jarak ke pelanggan sekitar 10 km.

Karakteristik DSL

Layanan DSL merupakan layanan akses broadband internet dengan memanfaatkan kabel yang telah digelar ke pelanggan. Dengan demikian DSL difungsikan untuk menambah value added pelanggan telepon kabel dan optimalisasi jaringan kabel. Contoh operator yang telah menggelar DSL di Indonesia adalah PT TELKOM. Produknya dinamai SPEEDY.

DSL saat ini ditujukan untuk melayani kebutuhan pelanggan untuk akses layanan broadband internet yang bersifat fixed. Sehingga dengan kondisi tersebut pelanggan diasumsikan tidak bergerak dan hanya mengakses dari rumah atau kantor yang telah dipasang modem DSL.

Jaringan (konfigurasi) DSL eksisting dapat dilihat seperti terlampir :

Seperti diketahui bahwa pemanfaatan DSL salah satunya adalah untuk mengoptimalkan jaringan kabel yang terlanjur digelar ke pelanggan. Dari sisi operator misalkan TELKOM maka pemanfaatkan DSL sangat menguntungkan karena tinggal memanfaatkan jaringan kabel eksisting.

Namun demikian terdapat beberapa hambatan/kendala yang harus dipikirkan oleh calon operator DSL sebagai berikut :

- Keterbatasan jarak, berdasarkan pengalaman di lapangan dan studi literatur maka disarankan jarak antara pelanggan (remote modem DSL) dengan operator (posisi DSLAM) berada di sekitar 5 km. Semakin jauh atau semakin panjang kabel yang digunakan maka akan semakin menurunkan data rate yang mampu diberikan. Tabel berikut mengilustrasikan gambaran (hubungan) antara jarak dan data rate yang mampu disupport.

- Kualitas kabel, Mengingat jaringan kabel yang telah lama digelar (puluhan tahun), maka secara otomatis akan menurunkan kualitas jaringan kabel. Dengan demikian, kecepatan data yang mampu diberikan akan sebanding dengan kualitasnya. Oleh karena itu perlu pengecekan terhadap kualitas jaringan kabel sebelum dilakukan intalasi/pemasangan layanan DSL di pelanggan.

- Efektif, penggunaan modem DSL cukup efektif bila memenuhi beberapa kondisi sebagai berikut :

· Kabel telah tergelar ke pelanggan

· Wiring/panjang kabel sesuai dengan spesifikasi untuk menyalurkan kecepatan data tertentu

· Kabel dalam kondisi baik sehingga tidak memerlukan rekondisioning atau peremajaan/penggantian

· Perangkat yang digunakan telah compatible

- Trafik voice dan data, bila menggunakan DSL maka dapat disalurkan layanan voice (circuit base) dan data (paket) secara bersama. Dengan demikian pelangan masih bisa menggunakan untuk berkomunikasi/bertelepon meskipun sambil akses internet. Hal tersebut dimungkinkan karena pemanfaatan frekuensi yang berbeda antara jalur suara dan data.

Karakteristik WiMAX

WiMAX lebih dikenal dengan standar 802.16 yang dapat melakukan transfer data dengan kecepatan sekitar 70MBps dalam radius jarak sekitar 30 - 50 km untuk menyediakan akses broadband bagi ratusan pelanggan dari base station. Berdasarkan pengalaman penulis, maka WiMAX dapat menjangkau jarak 32 km.

Secara umum konfigurasi WiMAX dibagi menjadi 3 bagian yaitu subscriber station, base station dan transport site. Untuk subscriber station terletak di lingkungan pelanggan (bisa fixed atau mobile/portable). Sedangkan base station biasanya satu lokasi dengan jaringan operator (jaringan IP/internet atau jaringan TDM/PSTN). Untuk memperjelas dari konfigurasi dimaksud, maka gambar berikut (Gambar 2) merupakan konfigurasi generik dari WiMAX.

- Open standar, salah satu kelebihan WiMAX adalah open standar. Sehingga baik vendor, pelanggan maupun operator tidak perlu dipusingkan lagi karena dapat memanfaatkan merk apa saja (tidak tergantung salah satu merk).

- Kecepatan instalasi, kelebihan lain WiMAX adalah kecepatan instalasi. Untuk instalasi pelanggan dengan antena outdoor memakan waktu tidak sampai satu jam. Bandingkan bila harus menggelar jaringan kabel dan modem DSL

- Masalah regulasi, nampaknya masyarakat harus bersabar untuk bisa memanfaatkan WiMAX. Hal tersebut dikarenakan belum adanya regulasi dari pemerintah khususnya menyangkut masalah frekuensi. Untuk frekuensi WiMAX 3,5 GHz saat ini masih berbenturran dengan frekuensi satelit sedangkan 2,5 GHz interferensi dengan Microwave dan TV kabel.

- High speed, WiMAX mampu untuk menyalurkan data hingga kecepatan 75 Mbps dengan lebar spasi yang digunakan sebesar 20 MHz

- Fleksibel, WiMAX tidak hanya diperuntukkan bagi pelanggan fixed seperti pelanggan DSL, namun dapat pula untuk melayani pelanggan nomadic dan mobile.

- Investasi, seiring dengan maturitas produk WiMAX maka banyak vendor yang menjanjikan akan turunnya harga investasi perangkat WiMAX. Bahkan tahap selanjutnya WiMAX nantinya akan diproduksi embeded (bersatu layaknya WiFi pada notebook centrino) dengan perangkat notebook, PDA bahkan Handphone.

- Tidak tergantung kabel, lain dengan DSL yang membutuhkan jaringan kabel, maka WiMAX tidak tergantung infrastruktur kabel tersedia. Dengan demikian WiMAX lebih fleksibel digunakan untuk memberikan layanan akses broadband hingga ke daerah rural atau lokasi yang belum atau sulit bila menggunakan jaringan kabel.

Bila beberapa tahun yang lalu yang namanya telekomunikasi identik dengan layanan telepon (voice). Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan pelanggan, maka sudah mengarah ke layanan data broadband. Bahkan akhir-akhir ini pertumbuhan trafik data meningkat secara signifikan. Selain didukung dengan pemanfaatan internet yang semakin meluas, maka banyak perusahaan dan individu yang melakukan proses bisnis dan transaksi secara online. Akibatnya kebutuhan akan layanan broadband semakin meningkat.

Gambar berikut mengilustrasikan prediksi kebutuhan layanan akses broadband di Indonesia.

Bagaimana harus memilih ?

Seperti diuraikan di atas, maka keduanya baik WiMAX maupun DSL memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sehingga dalam menentukan teknologi diantara keduanya harus tepat sesuai dengan requirement pelanggan masing-masing.

Pada dasarnya permasalahan yang ada di DSL banyak ditemui di sisi last-mile yang coba ditanggulangi dengan kehadiran teknologi WiMAX. Oleh karena itu uraian berikut dapat memberikan semacam guidance sederhana dalam memilih teknologi WiMAX atau DSL :

- Komponen investasi

Gambar di bawah menjelaskan sekilas mengenai biaya investasi yang harus dikeluarkan bila akan menggelar akses broadband melalui teknologi DSL dan teknologi WiMAX. Dengan panduan dimaksud maka calon operator dapat menentukan resource eksisting sehingga dalam proses instalasi dan operasionalnya dapat berjalan dengan baik.

- Posisi pelanggan, apakah calon pelanggan broadband akses tersebut dapat dijangkau dengan kabel eksisting atau tidak. Bila sulit, maka WiMAX menjadi solusinya. Hal tersebut terjadi biasanya untuk kondisi/posisi pelanggan di daerah rural atau remote terpencil dimana susah bila dilakukan penarikan kabel, maka WiMAX manjadi solusi awal.

Sebagai contoh pemanfaatan jaringan pre-WiMAX di Aceh. Dimana jaringan kabel yang ada musnah diterjang tsunami. Dengan solusi wireless dimaksud maka instalasi lebih cepat dilakukan dan lebih murah.

- Tipe operator, bagi operator yang mempunyai historis sebagai operator fixed phone (layaknya PT TELKOM) maka penggelaran DSL dapat dijadikan menjadi alternatif pertama tentunya dengan syarat sbb :

· Pelanggan yang akan berlangganan DSL telah memiliki line telepon, bila tidak

· Memungkinkan untuk ditarik line telepon yang baru tentunya dengan memperhatikan faktor teknis dan non teknis

Kalau bagi operator baru (yang belum memiliki jaringan kabel) tentunya akan relatif lebih sulit bila memanfaatkan DSL. Disamping biaya penarikan kabelnya yang relatif mahal, dan tentunya investasi awal serta pemeliharaan yang relatif rumit. WiMAX dapat dijadikan sebagai solusi yang diprioritaskan.

Kesimpulan

Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

§ Antara WiMAX dan DSL, semuanya melayani pelanggan akses broadband dengan karakteristik masing-masing.

§ Tidak perlu dipertentangkan antara WiMAX dan DSL, keduanya dapat dijadikan sebagai komplemen atau pengganti tentunya melihat dari sudut pandang masing-masing operator telekomunikasi.


0 komentar: